Tugas
Psikologi Pendidikan
Kelompok: 9
Risky Nurlita
Maylinda 161301001
Laila Husna 161301024
Dina Hutasoit 161301039
Nabila Annisa
Putri 161301054
Wina Lorensi 161301071
Fahri Reza 161301077
CONTOH BELAJAR
Ø
Classical
Conditioning
1. Orang
tua Ana selalu membiasakan Ana untuk mengisi air di teko. Jadi, setiap air di
wadah tersebut habis, maka orangtua Ana akan menyuruh Ana untuk mengisi airnya
kembali. Suatu hari, air di teko habis. Saat itu rangtua Ana sedang tidak
berada di rumah, Ana langsung mengisi air tersebut tanpa adanya suruhan.
2. Suatu
hari, Ani sedang makan ditemani oleh kucing kesayangannya. Tiba-tiba, kucing
tersebut berubah menjadi ganas dan mencuri makanan Ani dari piring. Sejak saat
itu, Ani selalu mengusir kucing ketika dia sedang makan.
3. Mahasiswa
sering kali kesal terhadap kuliah ganti karena menyita waktu istirahatnya.
4. Sejak
kecil, saya suka dengan miesop. Setiap malam, pedagang miesop keliling lewat
dari depan rumah saya. Pedagang tersebut membunyikan selentingan sendok sebagai
penanda kehadirannya. Suara tersebut dapat terdengar dari jarak yang jauh.
Awalnya, saya membeli mie sop tersebut ketika pedagang berada dekat dengan
saya. Namun, karena sekarang saya mulai terbiasa dengan bunyi tersebut, saya
jadi cepat keluar rumah meskipun pedagang itu masih jauh dari rumah saya.
5. Tugas
yang menumpuk sering membuat mahasiswa gelisah karena takut tugas tidak selesai.
Ø Operan Conditioning
1. Seorang guru ingin agar murid-murid nya rajin
membaca, maka ia memberikan hadiah 1 buah coklat untuk setiap buku yang telah
dibaca oleh muridnya. Kondisi ini mengakibatkan murid-murid guru trsebut
semakin eajin membaca dan terpicu.
2. Ketika
Saras selesai makan, ia segera mencuci piring. Dan mendapatkan pujian anak
rajin dari kedua orangtuanya sehingga Saras tidak pernah lupa mencuci piring
setelah selesai makan.
3. Adi
selalu diomelin ibunya ketika tidak merapikan bukunya setelah pulang sekolah.
Sejak saat itu, Adi mulai rajin merapikan bukunya agar tidak diomeli ibu.
4. Ketika
kita sedang mengerjakan tugas kelompok, salah satu teman kita tidak bekerja,
maka, kita mencoret namanya dari kelompok
sehingga dia akan menyadari kesalahannya
5. Saya
sering sekali merobek lembar demi lembar buku yang saya punya jika saya
mendapati ada kesalahan disana. Suatu ketika
ibu saya mengetahui, bahwa saya sering merobek lembaran buku, hingga
yang tersisa hanya beberapa lembaran saja. Pada akhirnya, ibu saya mengomeli
saya, dan tidak mau membelikan saya buku, ibu menyuruh saya untuk mengumpulkan
semua kertas yang sudah saya buang, dan saya harus menyatukannya kembali dalam
satu buku. Karena saya sama sekali tidak dapat menemukan lembaran yang saya
buang, dan sebagian saya dapati tidak layak pakai. Akhirnya saya mengambil
buku-buku bekas milik kakak saya, dan mengambil beberapa lembar kosong yang
terdapat disana, kemudian saya menyatukannya. Awalnya saya sangat kesal, karena
kata-kata dalam tulisan yang salah harus saja di hapus dengan sabar. Beberapa hari
kemudian, ibu saya melihat catatan saya, dan memujinya, kemudian memberikan saya
sebuah buku yang dilengkapi gambar menarik. Sejak saat itu saya berjanji pada
diri saya, untuk tidak merobek buku lagi.
Ø Kognitif
1. Ketika
saya berumur 5 tahun, ayah saya membelikan saya sebuah sepeda, sebelumnya, saya
telah melihat kakak saya bermain sepeda, kemudian, saya mulai mencoba menaiki sepeda,
mencoba mengayuh agar sepeda dapat berjalan , lalu mengatur kayuhan kaki agar
dapat mengatur kecepatan sepedasaya
2. Disaat
anak mengikuti perilaku yang dilakukan orangtuanya. Seperti misalnya disaat
orang tuanya kaget dan selalu mengeluarkan kata “allahuakbar” sambil ngelus
dada. Dan si anakpun mengikuti perilaku orangtuanya karena dia selalu melihat
orangtuanya kaget seperti itu.
3. Winika
mendapatkan sebuah gitar dari ayahnya.
1 minggu setelah gitar itu ada, winika masih kesulitan memainkannya. Sampai
akhirnya winika belajar dengan seorang guru musik. 2 bulan berlalu sejak saat
itu, kini Winika handal dalam bermain gitar.
4. Ketika
ada siswa yang takut melewati jalan yang gelap ketika pulang sekolah , tetapi
karena ia ingin cepat sampai dan buru buru untuk mengerjakan tugas dengan
terpaksa anak tersebut tetap melewati jalan yang gelap itu walaupun dalam
hatinya ia tetap takut.
5. Dita
mendapat nilai ujian kimia 60 sedangkan teman-temanya mendapatkan 80. Dita
merasa gagal dalam ujian ini. Keesokan harinya, dita lebih giat dalam belajar,
ia mulai rajin mencatat dan mengulang kembali soal-soal yang diberikan gurunya.
Pada ujian selanjutnya, dita berhasil mendapatkan nilai 80
Tidak ada komentar:
Posting Komentar