A.
Siapakah anak yang menderita
ketidakmampuan itu?
Dahulu
istilah “ketidakmampuan personal yang membatasi pelaksanaan fungsi seseorang (disability)” dan “kondisi yang
dinisbahkan pada orang yang menderita ketidakmampuan (handicap)” dapat dipakai bersama-sama, namun dari kedua istilah ini
harus dibedakan.
Para
pendidik mulai lebih sering menggunakan istilah “children with disabilities” (anak yang menderita ketidakmampuan)
dari pada “disabled children” (anak
cacat). Ini semua memiliki tujuan agar lebih memberi penekanan pada anak,
melainkan bukan kepada cacat atau ketidakmampuannya. Anak-anak yang menderita
cacat/ketidakmampuan sekarang tidak bisa lagi disebut dengan ”handicapped” walaupun istilah dari
handicapping condition masih digunakan untuk menjelaskan hambatan belajar
maupun fungsi dari orang yang mengalami ketidakmampuan itu sendiri.
Seperti
anak yang menggunakan kursi roda memiliki akses yang terbatas untuk ke suatu
tempat yang ingin dia tuju lain halnya anak yang tidak menggunakan kursi roda,
maka ini disebut juga dengan handicapping condition. Berikut pengelompokan
ketidakmampuan dan gangguan (disorder) sebagai berikut: gangguan organ indra
(sensory), gangguan fisik, retardasi mental, gangguan bicara dan bahasa,
gangguan belajar (learning disorder),
attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), dan gangguan emosional dan
perilaku.
B.
Gangguan Indra
Gangguan Penglihatan.
Anak-anak yang menderita low vision punya jarak pandang antara 20/70 dan 20/200
(pada skala Snellen dimana angka normalnya adalah 20/20) apabila dibantu lensa
korektif. Anak low vision dapat membaca buku dengan huruf besar-besar atau
dengan bantuan kaca pembesar. Anak yang buta secara edukasional (educationally blind) tidak bisa menggunakan
penglihatan mereka untuk belajar dan harus menggunakan pendengaran dan sentuhan
untuk belajar. Kira-kira 1 dari 3000 anak tergolong educationally blind.
Gangguan Pendengaran.
Gangguan pendengaran dapat menylitkan proses belajar anak. Anak yang tuli
secara lahir atau menderita tuli saat masih anak-anak, biasanya lemah dalam
kemampuan berbicara dan bahasanya. Dalam kelas Anda mungkin ada anak seperti
ini yang belum terdeteksi. Jika anda melihat murid mendempetkan telinganya ke
speaker, sering meminta pengurangan penjelasan, tidak mengikuti perintah atau
sring mengeluh sakit telinga,dingin dan alergi, suruh mereka untuk memeriksa
diri ke THT (Patterson & Wright, 1990).
C.
Gangguan Fisik
Gangguan Ortoprdik.
Gangguan ortopedik biasanya berupa keterbatasan gerak atau kurang mampu
mengontrol gerak karena ada masalah di otot, tulang, atau sendi. Tingkat
keparahan gangguan ini bervariasi.
Cerebral
Palsy adalah gangguan yang berupa lemahnya koordinasi
otot, tubuh sangat lemah dan goyah (shaking), atau bicaranya tidak jelas.
Penyebab umum dari cerebral palsy
adalah kekurangan oksigen saat kelahiran.
Gangguan kejang-kejang.
Jenis yang paling kerap dijumpai adalah epilepsi, gangguan saraf yang biasanya
ditandai dengan serangan terhadap sensorimotor atau kejang-kejang.
D.
Retardasi Mental
Retardasi
mental adalah kondisi sebelum usia 18 tahun yang ditandai dengan rendahnya
kecerdasan (biasanya IQ-nya di bawah 70) dan sulit beradaptasi dengan kehidupan
sehari-hari. Lama sebelum muncul tes formal untuk menilai kecerdasan, orang
dengan retardasi mental dianggap sebagai orang yang tidak dapat menguasai
keahlian yang sesuai dengan umurnya dan tak bisa merawat dirinya sendiri. Nilai
tes kecerdasan dipakai untuk menunjukkan seberapa parahkah retardasi seseorang.
Seorang anak mungkin mengalami retardasi ringan dan dapat belajar di kelas
umum, atau mungkin parah dan tidak bisa belajar di kelas umum.
Retardasi
mental digolongkan menjadi retardasi ringan, moderat, berat dan parah.
TIPE RETARDASI
MENTAL
|
RENTANG IQ
|
PERSENTASE
|
Ringan
|
55-70
|
89
|
Moderat
|
40-54
|
6
|
Berat
|
25-39
|
4
|
Parah
|
<25
|
1
|
E.
Gangguan bicara dan Bahasa
Gangguan Artikulasi.
Gangguan artikulasi adalah problem dalam pengucapan suara secara benar.
Artikulasi pada anak usia enam atau tujuh tahun tidak selalu bebas dari
kesalahan, tetapi pada usia delapan semestinya artikulasi mereka sudah tidak
salah lagi.
Gangguan Suara.
Gangguan suara tampak dalam ucapan yang tidak jelas, keras, terlalu kencang,
terlalu tinggi, atau terlalu rendah. Suara anak-anak yang berbibir sumbing
biasanya sulit dimengerti.
Gangguan Kefasihan.
Gangguan kefasihan atau kelancaran bicara biasanya dinamakan "gagap".
Kondisi ini terjadi ketika ucapan anak terbata-bata, jeda panjang, atau
berulang-ulang.
Gangguan Bahasa.
Gangguan bahasa adalah kerusakan signifikan dalam bahasa reseptif atau bahasa
ekspresif anak. Gangguan bahasa dapat menyebabkan problem belajar serius
(Bernstein & Tiegerman-Farber, 2002).
F.
Ketidakmampuan belajar
Berdasarkan
definisinya, anak yang menderita gangguan belajar: (1) punya kecerdasan normal
atau di atas normal; (2) kesulitan dalam setidaknya satu mata pelajaran atau
biasanya beberapa mata pelajaran; (3) tidak memiliki problem atau gangguan
lain, seperti retardasi mental, yang menyebabkan kesulitan itu.
Konsep
umum gangguan atau ketidakmampuan belajar mencakup problem dalam kemampuan
mendengar, berkonsentrasi, berbicara, berpikir, memori, membaca, menulis, dan
mengeja, dan/ atau keterampilan sosial (Kamphaus, 2000). Dyslexia adalah
kerusakan parah dalam kemampuan untuk membaca dan mengeja.
G.
Attention Deficit Hyperactivity Disorder
Attention
Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) adalah bentuk ketidakmampuan
anak yang ciri-cirinya antara lain: (1) kurang perhatian; (2) hiperaktif; dan
(3) impulsif. Anak yang kurang perhatian (inattentive)
sulit berkonsentrasi pada satu hal dan mungkin cepat bosan mengerjakan tugas,
Anak hiperaktif menunjukkan level aktivitas fisik yang tinggi, hampir selalu
bergerak. Anak impulsif sulit mengendalikan reaksinya dan gampang bertindak
tanpa pikir panjang.
H.
Gangguan Perilaku dan Emosional
Perilaku Agresif, di
Luar Kontrol. Beberapa anak yang digolongkan
memiliki gangguan emosional serius dan melakukan tindakan yang mengganggu,
agresif, membangkang, atau membahayakan, biasanya akan dikeluarkan dari sekolah
(Terman, dkk., 1996).
Depresi, Kecemasan, dan
Ketakutan. Beberapa anak memendam problem emosional mereka.
Depresi, kecemasan, dan ketakutan mereka menjadi makin hebat dan menetap
sehingga kemampuan mereka dalam belajar makin menurun. Depresi adalah jenis
gangguan mood di mana pengidapnya merasa dirinya tak berharga sama sekali,
percaya bahwa keadaan tidak akan pernah membaik, dan tampak lesu dan tidak
bersemangat dalam jangka waktu yang lama. Kecemasan (anxiety) adalah perasaan
yang tidak menentu sekaligus tidak menyenangkan (Kowlski, 2000).
1xbet - No 1xbet Casino | Live dealer casino online
BalasHapus1xbet is a reliable casino site that offers a great casino games from the best wooricasinos.info software providers for 1xbet korean the 스포츠 토토 사이트 regulated gambling markets. Rating: 8/10 · Review by a Tripadvisor user · Free · Sports 출장마사지