Perkembangan Kognitif
Perkembangan Kognitif pada dewasa awal
Piaget
berteori bahwa pemikiran operasional merupakan tingkat tertinggi dari kemampuan
berpikir. Ia berpendapat bahwa tidak ada perubahan kualitatif baru dalam
kognisi yan terjadi pada masa dewasa. Ia tidak percaya bahwa seorang dengan
gelar Ph.D. dalam fisika berfikir dengan cara yang berbeda dengan yang
dilakukan remaja yang telah mencapai tahap pemikiran formal operasional.
Namun,
beberapa ahli dalam perkembangan kognitif berpendapat bahwa idealisme dalam
tahap formal operasional yang dikemukakan Piaget, digantikan pada masa dewasa
awal dengan pemikiran yang lebih realistis dan pragmatis (Labouvie-Vief, 1986).
Ketika mereka memasuki usia perkuliahan, individu mulai sering berpikir secara relatif
dan reflektif (Kitchener & King, 1981). Gisela Labouvie-Vief (2006)
menekankan bahwa aspek kunci untuk perkembangan kognitif pada dewasa muda
meliputi memutuskan dalam sudut pandang dunia, mengenali bahwa sudut pandang
dunia bersifat subjektif dan memahami perbedaan-perbedaan sudut pandang dunia
harus diakui. Ia berpendapat bahwa tingkat pendidikan yang dicapai individu
memengaruhi kemungkinan mereka mencapai pemikiran potensial mereka.
Kesimpulannya,
untuk sebagian besar orang, kemampuan
intelektual sangat kuat pada masa dewasa awal (Kitchener & DeLuca, 2006)
Perkembangan Kognitif pada dewasa tengah
Menurut
pandangan John Horn, beberapa kemampuan intelektual mulai mengalami kemunduran
pada usia paruh baya, sementara beberapa lainnya meningkat (Horn &
Donaldson, 1980). Ia percaya kecerdasan kristal
(crystallized intelligence),
adalah kumpulan informasi dan juga kemampuan verbal seseorang meningkat pada
masa dewasa tengah. Sebaliknya kecerdasan
cair (fluid intelligence), yaitu
kemampuan seseorang untuk bernalar secara abstrak, mulai mengalami penurunan di
masa dewasa tengah.
Pandangan
Horn ini didasari atas data yang ia kumpulkan melalui penelitian cross-sectional (cross-sectional
study), yang menilai sejumlah orang dalam waktu bersamaan. Sebuah penelitian
cross-sectional, misalnya mungkin
mengukur kecerdasan dari 600 oramg berusia 40-an, 50-an, dan 60-an tahun dalam
satu kali pengukuran pada Januari 2007.
Sebaliknya,
penelitian longitudinal (longitudinal
study) menilai subjek penelitian
yang sama untuk masa yang lama. Sebuah penelitian longitudinal akan kecerdasan
pada dewasa tengah mungkin terdiri atas pemberian tes kecerdasan yang sama pada
individu selama masa waktu 20 tahun, misalnya ketika mereka berusia 40-an
tahun, 50-an tahun, dan 60-an tahun. Seperti yang akan kita pertimbangkan berikutnya, bagaimana data mengenai
kecerdasan diambil, melalui penelitian cross-sectional
atau longitudinal, dapat memberikan hasil yan berbeda.
K. Warner
Schaie melakukan penelitian longitudinal tentang kemampuan intelektual pada
masa dewasa. Lima ratus individu pada awalnya diuji pada tahun 1956 (Schaie,
1994, 2006, 2007; Schaie & Zanjani, 2006; Willis & Schaie, 2005).
Gelombang subjek penelitian baru ditambahkan secara berkala. Kemampuan utama
yang diuji Schaie adalah:
·
Kosakata:
kemampuan untuk mengenali dan memahami gagasan dengan kata-kata
·
Ingatan
Verbal: kemampuan untuk mengenali dan mengingat unit bahasa, seperti daftar
kata-kata
·
Numerik:
kemampuan untuk melakukan perhitungan matematis sederhana seperti penambahan,
pengurangan, dan perkalian
·
Orientasi
Spasial: kemampuan untuk membayangkan dan memutar secara mental sebuah
rangsang dalam dimensi 2 ruang dan 3 ruang
·
Penalaran
Induktif: kemampuan untuk mengenali dan memahami pola serta
hubungan antara soal dan menggunakan pemahaman tersebut untuk menmecahkan soal
serupa
·
Kecepatan
Pengindraan: kemampuan untuik secara cepat dan tepat membuat
pembedaan dari rangsang visual
Hasilnya
menunjukkan fungsi yang memiliki tingkat tertinggi untuk empat dari enam
kemampuan intelektual, yaitu kosakata, ingatan verbal, penalaran induktif, dan
orientasi spasial, muncul pada masa dewasa tengah (Schaie, 2006; Willis &
Schaie,2005). Hanya dua dari keenam kemampuan (kemampuan numerik dan kecepatan
pengindraan) yang mengalami penurunan pada masa dewasa tengah. Kecepatan
pengindraan menunjukkan penurunan terlebih dahulu, yaitu dimulai pada dewasa
awal.
Schaie
menemukan bahwa dewasa tengah pada suatu masa memiliki perfoma puncak untuk
beberapa aspek pada kecerdasan kristal (kosakata) dan kecerdasan cair
(orientasi spasial dan penalaran induktif). Horn seperti yang kita ingat,
menemukan perbedaan bahwa kecerdasan cair pada puncaknya di masa dewasa awal,
sementara kecerdasan kristal pada masa dewasa tengah. Schaie (2006,2007)
menyimpulkan, berdasarkan data longitudinal yang ia kumpulkan sejauh ini, masa
dewasa tengah adalah waktu pada saat seseorang mencapai puncak dari kemampuan
intelektualnya, dan bukan pada masa dewasa awal.
Perkembangan Kognitif pada dewasa akhir
Pernyataan
mengenai fungsi intelektual pada usia dewasa akhir cukup provokatif. Banyak
psikolog memercayai bahwa sama seperti pada masa dewasa tengah, beberapa
dimensi kecerdasan mengalami penurunan pada masa dewasa akhir, sementara yan
lain menganggap dapat dipertahankan bahkan meningkat.
Salah
satu temuan yang tetap konsisten adalah ketika melibatkan kecepatan pengolahan
data, orang dewsa yang lebih tua melakukannya dengan lebih buruk dari mereka
yang lebih muda. Penurunan pada kecepatan pengolahan ini terlihat jelas pada
masa dewasa tengah dan semakin nyata pada dewasa akhir (Hartley, 2006).
Orang
dewasa yang lebih tua jua cenderung lebih buruk pada kebanyakan wilayah ingatan
dibandingkan mereka yang lebih muda (Craik & Bialystok, 2006; Hoyer &
Verhaeghen, 2006). Orang yang lebih tua tidak mengingat “dimana” dan “kapan”
peristiwa-peristiwa penting dalam kehidupannya terjadi dengan lebih baik dibandingkan
mereka yang lebih muda (Tulvin, 2000). Pada wilayah penting ingatan dimana
individu menyusun informasi untuk memecahkan masalah serta membuat keputusan,
penurunan muncul pada orang dewasa yang lebih tua (Marsiske & Margaret,
2006).
Akan
tetapi, beberapa aspek kognisi mungkin membaik seiring dengan bertambahnya
usia. Salah satunya adalah kebijaksanaan
(wisdom), pengetahuan pakar mengenai
aspek praktis dalam hidup. Kebijaksanan mungkin meningkat seiring bertambahnya
usia karena bertambahnya pengalaman hidup. Akan tetapi, tidak semua orang
dewasa yang lebih tua memiliki kebijaksanaan (Brugman, 2006; Baltes,
Lindenberger, & Staudinger, 2006). Variasi individu mewarnai seluruh aspek
kehidupan kognitif kita.
Sekalipun
terjadi penurunan pada aspek kognitif karena penuaan, melatih orang dewasa yang
lebih tua dapat meningkatkan kemampuan kognitif mereka (Schaie, 2006: Willis
& Schaie, 2005). Para peneliti menunjukkan bahwa latihan pada orang dewasa
yan lebih tua untuk menggunakan strategi tertentu dapat meningkatkan ingatan
mereka (Willis & Schaie, 2005). Akan tetapi, banyak ahli percaya bahwa
mereka yang lebih tua akan lebih sulit beradaptasi, dibandingkan mereka yang
lebih muda, sehingga ada batasan pada peningkatan kemampuan kognitif mereka
(Baltes & Lindenberger, & Staudinger, 2006).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar