Analisis
Perilaku Terapan dalam Pendidikan
A.
Apa itu Analisis
Perilaku Terapan?
Analisis
perilaku terapan berarti mengaplikasikan prinsip pengkondisian operan untuk
mengubah perilaku manusia. Ada tiga penggunaan analisis perilaku yang penting
dalm bidang pendidikan: meningkatkan perilaku yang diinginkan, menggunakan
dorongan (prompt) dan pembentukan (shapimg), dan mengurangi perilaku yang
tidak diinginkan.
B.
Meningkatkan Perilaku
yang Diharapkan
Lima strategi penkondisian operan yang dapat dipakai
untuk meningkatkan perilaku anak yang diharapkan:
1.
Memilih Penguat yang
Efektif
Mencari penguat
mana yang paling baik untuk murid‒yakni mengindividualisasikan penggunaan
penguat tertentu. Prinsip Premack menyatakan bahwa aktivitas berprobabilitas
tinggi dapat digunakan untuk menguatkan aktivitas berprobabilitas rendah.
2.
Menjadikan Penguat
Kontingen dan Tepat Waktu
Pertanyaan “jika
… maka” dapat dipakai untuk menjelaskan kepada murid apa yang harus mereka
lakukan untuk mendapatkan imbalan. Analisis perilaku terapan merekomendasikan
agar penguatan dibuat kontingen‒artinya, diberikannya secara tepat waktu dan
hanya ketika murid melakukan suatu tindakan yang diinginkan.
3.
Memilih Jadwal
Penguatan Terbaik
Skinner
mendeskripsikan sejumlah jadwal penguatan. Kebanyakan penguatan yang digunakan
di kelas adalah penguatan parsial. Skinner mendeskripsikan empat jadawal
penguatan parsial:
a)
Rasio-tetap, suatu perilaku diperkuat setelah sejumlah respon.
b) Rasio-variabel, suatu perilaku diperkuat setelah terjadi sejumlah respons, akan tetapi tidak
berdasarkan basis data yang dapat doprediksi.
c) Interval-tetap, respons tepat pertama setelah beberapa waktu akan
diperkuat.
d)
Interval-variabel, suatu respons diperkuat setelah sejumlah variabel
waktu berlalu.
4.
Menggunakan Perjanjian
Perjanjian (contracting) adalah menempatkan
kontingensi penguatan dalam kesepakatan tertulis. Jika muncul problem dan anak
tidak bertindak sesuai harapan, guru dapat merujuk anak pada perjanjian yang
mereka sepakati.
5.
Menggunakan Penguatan
Negatif Secara Efektif
Meskipun
pengutan negatif dapat meningkatkan perilaku yang diharapkan, cara ini harus
dilakukan dengan cara yang sangat hati-hati untuk anak yang tidak memiliki
kemampuan regulasi yang baik.
6.
Menggunakan Prompt dan Shaping
Sebuah prompt (dorongan) adalah stimulus
tambahan atua petunjuk tambahan yang meningkatkan kemungkinan suatu stimuli
diskriminatif akan menghasilkan hasil yang diinginkan. Shaping (pembentukan) adalah pengajaran perilaku baru secara
trerus-menerus memperkuat perilaku yang mendekati perilaku sasaran.
C.
Mengurangi Perilaku
yang Tidak Diharapkan
Strategi
untuk mengurangi perilaku yang tidak diiniginkan antara lain:
1.
Menggunakan Penguatan
Diferensial
Dalam penguatan
diferensial, guru bisa memperkuat perilaku yang lebih tepat atau perilaku yang bertentangan
dengan apa yang sedang dilakukan murid.
2.
Menghentikan Penguatan
Menghentikan
penguatan (pelenyapan) adalah menghilang-kan penguatan dari perilaku. Banyak
perilaku yang tidak tepat justru bertahan karena atensi guru, jadi meninggalkan
perhatian bisa menurunkan perilkau tidak tepat itu.
3.
Menjauhkan Stimuli yang
Diharapkan
Strategi paling
umum untuk menjauhkan stimuli yang diinginkan adalah time-out. Strategi kedua
adalah response cost, yakni dengan menjauhkan penguat
positif‒seperti privilese‒dari murid.
4.
Menyajikan Stimuli yang
Tidak Menyenangkan
Stimulus
yang tidak disukai menjaidi sebentuk
hukuman hanya jika ia menurunkan perilaku. Bentuk paling umum dari hukuman di
kelas adalah teguran verbal. Hukuman harus digunakan sebagai opsi terakhir dan
diiringi dengan penguatan atas respons yang diharapkan. Hukuman fisik tidak
boleh dipakai di kelas.
D.
Evaluasi Pengkondisian
Operan dan Analisis Perilaku Terapan
Apabila
dipakai secara efektif, teknik behavioral dapat membantu dalam mengelola kelas.
Kritikus mengatakan bahwa pendekatan ini terlalu menekankan pada kontrol
eksternal dan kurang memerhatikan kontrol internal. Mereka juga berargumen
bahwa pengabaian faktor kognitif berarti menyia-nyiakan potensi murid yang
besar. Para pengkritik itu memperingatkan bahwa guru yang terlalu fokus pada
pengelolaan kelas dengan menggunakan teknik operan mungkin akan terlalu
memerhatikan perilaku dan kurang mememrhatikan pembelajaran akademik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar