Our Blog

Hasil Observasi

TOPIK
Menajemen Kelas pada Siswa SMA NEGERI 5 MEDAN


JUDUL
Cara Menciptakan Proses Belajar yang Efektif, Kreativ dan Edukatif
pada Siswa SMA NEGERI 5 MEDAN


KELOMPOK 9

            Ketua              :           Fahri Reza                                           ( 161301077 )
            Anggota          :           Risky Nurlita Maylinda                      ( 161301001 )
                                                Laila Husna                                         ( 161301024 )
                                                Dina Hutasoit                                      ( 161301039 )
                                                Irene Dorothy Sonia L                        ( 161301046 )
                                                Nabila Annisa Putri                             ( 161301054 )
                                                Wina Lorensi BatuBara                      ( 161301071 )

KATA PENGANTAR

            Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang sudah memberi rahmat, karunia serta taufik dan hidayah, sehingga kita masih dapat beraktivitas sebagaimana seperti biasanya. Begitu pula dengan kami, hingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan observasi psikologi pendidikan ini. Laporan ini disusun berdasarkan observasi yang kami lakukan di SMA NEGERI 5 MEDAN. Laporan ini berisi proses berlangsungnya pembelajaran dan pengajaran yang menciptakan lingkungan kelas positif.
            Terimakasih kami ucapkan kepada dosen pembimbing yang sudah memberi arahan kepada kami. Terimakasih kami ucapkan kepada Kepala Sekolah serta staff pengajar SMA NEGERI 5 yang memberikan kesempatan kepada kami dalam melakukan observasi. Terimakasih kepada adik-adik siswa SMA NEGERI 5 yang sudi menerima kehadiran kami dalam memenuhi tugas ini. Terimakasih kami ucapkan kepada teman-teman yang telah memberi dukungan dalam menyelesaikan laporan ini.
            Besar harapan kami agar laporan ini dapat bermanfaat serta memperluas wawasan pembaca mengenai Psikologi Pendidikan. Dan tidak lupa pula, kami selaku tim penulis memohon maaf apabila terdapat kekurangan di dalam laporan yang kami tulis ini. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca.










Medan,  06 April 2017


                                                                                                                       
 Tim Penyusun
BAB I
PERENCANAAN

1.1      Latar Belakang
Proses belajar atau pembelajaran merupakan proses utama dalam psikologi pendidikan. Dalam proses pembelajaran, anak diberi pembelajaran dari yang tidak mengerti menjadi mengerti. Jadi, pembelajaran ( Learning ) dapat didefinisikan sebagai pengaruh permanen atas perilaku, pengetahuan dan keterampilan berpikir yang diperoleh melalui pengalaman.
Pendidikan merupakan suatu bimbingan yang dilakukan oleh seseorang terhadap orang lain dengan tujuan memperoleh pemahaman baru. Pendidikan tidak hanya diperoleh dari bangku sekolah, akan tetapi dapat diperoleh di lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat. Pada dasarnya setiap anak memiliki potensi dalam dirinya yang harus dikembangkan melalui pendidikan dan fasilitator yang tepat.
Seorang pendidik sudah selayaknya memahami karakteristik dari masing-masing anak didiknya. Hal ini dikarena setiap anak memiliki potensi, tigkat pemahaman, tingkat kemampuan, kondisi fisik dan mental serta kebutuhan yang berbeda-beda. Sehingga, dapat mempermudah proses belajar mengajar dan menghasilkan manajemen kelas yang efektif.
Manajemen kelas yang efektif mempunyai dua tujuan. Pertama, membantu siswa menghabiskan lebih banyak waktu untuk belajar dan mengurangi waktu aktivitas  yang tidak diorientasikan pada tujuan. Kedua, mencegah siswa mengalami problem akademik dan emosional.

1.2     Tujuan Penulisan
Tujuan dari penyusunan laporan ini yaitu untuk meningkatkan pemahaman mengenai proses belajar dan mengajar, mengetahi penyebab mengapa siswa memiliki perilaku menyimpang dan solusi agar tercapainya manajemen kelas yang efektif.

1.3     Landasan Teori
Fokus dalam psikologi pendidikan dahulu adalah disiplin. Dewasa ini fokusnya pada pengembangan dan pemeliharaan lingkungan kelas yang positif yang mendukung pembelajaran. Hal ini melibatkan strategi manajemen proaktif bukan fokus pada penerapan disiplin secara ketat. Secara historis kelas yang dikelola dengan baik disebut sebagai “mesin berpelumas baik,” tetapi sekarang kelas yang efektif dianggap seperti “sarang aktivitas”.
Strategi umum dalam menciptakan kingkungan kelas yang positif mencakup penggunaan gaya otoritatif dan manajemen aktivitas kelas yang efektif (Santrock, 2004). Gaya manajemen kelas yang otoritatif berasal dari gaya asuh authoritative parenting menurut Diana Baumrind (dikutip dari Santrock, 2004). Seperti orang tua yang otoritatif, guru yang otoritatif akan menghasilkan murid yang cenderung mandiri, tidak cepat puas, mau bekerja sanma dengan teman, dan menunjukkan penghargaan diri yang tinggi. Guru yang otoritatif melibatkan murid dalam kerja sama give-and-take dan menunjukkan sikap perhatian kepada mereka. Guru yang otoritatif akan menjelaskan aturan dan regulasi, serta menentukan standar dengan masukan dari murid.  
Gaya otoritatif bertentangan dengan strategi otoritarian dan permisif yang tidak efektif. Gaya manajeman kelas otoritarian adalah gaya yang restriktif dan punitif. Fokus utamanya adalah menjaga ketertiban kelas, bukan pada pengajaran dan pembelajaran. Murid di kelas yang otoritarian ini cenderung pasif, tidak mau membuat inisiatif aktivitas, mengekspresikan kekhawatiran tentang perbandingan social, dan memiliki keterampilan komunikasi yang buruk.
Gaya manaejmen kelas yang permisif memberi banyak otonomi pada murid tetapi tidak memberi banyak dukungan untuk pengembangan keahlian pembelajaran atau pengelolaan perilaku mereka. Tidak mengejutkan, murid di kelas permisif ini cenderung punya keahlian akademik yang ryang tidak memadai dan control diri yang rendah. Secara keseluruhan, gaya otoritatif akan lebih bermanfaat bagi murid ketimbang gaya otoriter atau permisif, karena membantu murid menjadi pembelajar yang aktif dan mampu mengendalikan diri.
Jacob Kounin  (dikutip dari Santrock, 2004) menyimpulkan bahwa guru yang efektif berbeda dengan guru yang tidak efektif bukan dalam cara mereka merespons perilaku menyimpang murid, tetapi berbeda dalam cara mereka mengelola aktivitas kelompok secara kompeten. Kounin juga mengungkapkan karakteristik dari manajer kelompok kelas yang efektif, yaitu:
·         Menunjukkan seberapa jauh mereka “mengikuti”. Kounin menggunakan istilah “whititness” untuk mendeskripsikan strategi dimana mereka senantiasa  mengikuti apa yang terjadi. Guru seperti ini akan selalu memonitor murid secara regular.
·         Atasi situasi tumpang-tindih secara efektif. Kounin mengamati bahwa beberapa guru tampaknya berpikir sempit, hanya menangani satu hal dalam satu waktu.ini adalah strategi yang tidak efektif yang kerap menimbulkan interupsi aliran proses belajar di kelas. Sebaliknya, guru yang  efektif ketika berjalan keliling ruangan dan memeriksa pekerjaan murid, matanya tetap mengawasi seluruh kelas.
·         Menjaga kelancaran dan kontuinitas pelajaran. Manajer yang efektif akan menjaga aliran pelajaran tetap lancar, mempertahankan minat murid dan menjaga murid agar tidak mudah terganggu. Guru juga harus menghindari beberapa aktivitas yang tidak efektif yang dapat menganggu aliran pelajaran. Aktivitas itu antara lain flip-flopping meninggalkan aktivitas yang sedang berjalan dengan alasan yang tidak jelas, dan terlalu lama memaparkan seuatu yang sudah dipahami murid. Tindakan lain yang dapat menganggu aliran pelajaran dinamakan “fragmentasi”, dimana guru membagi aktivitas menjadi komponen-komponen meskipun aktivitas itu sebenarnya bisa dilakukan sebagai satu unit.
·         Libatkan murid dalam aktivitas yang menantang. Kounin juga menemukan bahwa manajer kelas yang efektif melibatkan murid dalam berbagai tantangan tetapi bukan aktivitas yang terlalu sulit. Murid lebih sering bekerja secara mandiri ketimbang diawasi oleh guru.
Agar bisa berjalan lancar, kelas perlu punya aturan dan prosedur yang jelas (Santrock, 2004). Guru harus membedakan aturan dan prosedur serta mempertimbangkan kemungkinan yang tepat untuk melibatkan murid dalam diskusi dan pembuatan aturan. Melibatkan murid dalam penyusunan aturan kelas akan meningkatkan rasa tanggung jawab murid untuk mematuhi aturan. Weinstein (dikutip dari Santrock, 2004) menyatakan terdapat empat prinsip yang harus diingat ketika guru akan menyusun aturan dan prosedur di kelas:
·         Aturan dan prosedur harus masuk akal dan dibutuhkan.
·         Aturan dan prosedur harus jelas dan dapat dipahami.
·         Aturan dan prosedur harus konsisten dengan tujuan pengajaran dan pembelajaran.
·         Aturan dan prosedur harus konsisten dengan aturan sekolah.














BAB II
PELAKSANAAN

2.1     Identitas Sekolah
            Nama Sekolah             :   SMA NEGERI 5 MEDAN
            Alamat                                    :   Jl. Pelajar No. 17, Teladan Timur. Medan Kota, Kota Medan,
                                                    Sumatera Utara
            Jumlah Kelas               :   35 Kelas
            Kepala Sekolah           :   Drs. Haris H.Simamora MSi
            Jumlah Guru                :   ± 80 Orang
            Jam Aktif Belajar        :   Senin – Kamis pukul 07.15 - 13.45 WIB
                                                    Jum’at pukul 07.15 - 11.45 WIB
                                                    Sabtu pukul 07.15 - 12.30
            Fasilitas                       :   -    Ruang UKS
-          Koperasi
-          Perpus
-          Mushollah
-          Lab Komputer
-          Lab Fisika
-          Lab Kimia
-          Lapangan Futsal
-          Lapangan Basket
            Ekstrakurikuler            :   -    OSIS
-          Basket
-          Futsal
-          Karate
-          Pramuka
-          Paskibra
-          SKK
-          PMR
-          SSS
-          Hijau
           

2.2     Sampel Observasi
            Siswa dan guru kelas XI MIPA 1 SMA NEGERI 5 MEDAN

2.3     Jadwal Pelaksanaan Observasi

No
Uraian Kegiatan
Waktu Pelaksanaan
Maret
April
1
Penentuan Topik dan Judul








2
Penentuan Teori yang Digunakan








3
Menanyakan Ketersediaan SMA Negeri 5 Medan untuk Diobservasi








4
Mengurus Surat Izin Observasi dari Fakultas








5
Menerima Surat Izin Observasi dari Fakultas








6
Memberi Surat Izin Observasi SMA Negeri 5








7
Menentukan Hari untuk Observasi








8
Melakukan Kegiatan Observasi








9
Membuat Laporan Observasi








10
Membuat Poster








11
Membuat Power Point Laporan








12
Memposting ke Blog








           
·         7 Maret 2017   :   Menentukan Topik dan Judul Observasi
·         8 Maret 2017   :   Menentukan Teori yang Digunakan
·         17 Maret 2017 :   Menanyakan Ketersediaan SMA Negeri 5 Medan untuk diobservasi
·         23 Maret 2017 :   Mengurus Surat Izin dari Fakultas
·         27 Maret 2017 :   Menerima Surat Izin dari Fakultas
·         30 Maret 2017 :   Memberi Surat Izin Observasi ke Fakultas
·         31 Maret 2017 :   Menentukan Hari untuk Observasi
·         01 April 2017  :   Melakukan Kegiatan Observasi
·         02 April 2017  :   Membuat Laporan Observasi
·         06 April 2017  :   Membuat Poster
·         07 April 2017  :   Membuat Power Point Laporan
·         09 April 2017  :   Memposting ke Blog

2.4     Waktu Observasi
            08.40 – 10.35 WIB
2.5     Pembagian Tugas dalam Kelompok
            Fahri Reza                   :  Pembahasan Hasil Observasi
            Risky Nurlita               :  Pembahasan Hasil Observasi
            Laila Husna                 :  Sistematika Observasi
            Dina Hutasoit              :  Dokumentasi
            Irene Dorothy             :  Tatanan Ruang Kelas
            Nabila Annisa             :  Sistematika Observasi
            Wina Lorensi               :  Dokumentasi

2.6     Alat dan Bahan yang Digunakan
            -  Buku
            -  Pena
            -  Kamera untuk dokumentasi
            - Snack sebagai reward

2.7     Analisis Data
            Data diperoleh melalui kegiatan observasi langsung di SMA NEGERI 5 MEDAN. Data yang telah diperoleh akan diolah sesuai dengan teori manajemen kelas pada Siswa Menengah Atas.

2.8     Kalkulasi Biaya
            Biaya Snack    Rp. 45.000

2.9     Pelaksanaan
            Penelitian dilakukan pada tanggal 01 April 2017 di sekolah SMA NEGERI 5 MEDAN. Seluruh anggota kelompok berkumpul di depan gerbang SMA NEGERI 5 pukul 07.30 pagi. Disana kami melihat beberapa siswa yang berkumpul di depan gerbang. Mereka tidak dapat masukdikarenakan terlambat. Setelah 10 menit pihak sekolah dan satpam memberi arahan, akhirya siswa yang terlambat diizinkan masuk.
 Setelah kelompok mempersiapkan diri, kelompok memasuki gerbang sekolah dan menuju ruangan Wakil Kepala Sekolah. Di ruang wakil kepala sekolah, kami diberikan kelas untuk melakukan observasi. Kelompok diberi kelas XI MIPA 1 dengan mata pelajaran matematika. Awalnya wakil kepala sekolah menjelaskan menganai kegiatan penelitian kelompok kepada guru pengampu matapelajaran. Setelah selesai, kelompok dipersilahkan mengikuti guru matepelajaran menuju kelas.
Pukul 08.55, kelompok dan guru mata pelajaran matematika memasuki kelas XI MIPA 1. Sesampainya di ruang kelas, Guru mulai mengajar sedangkan kelompok menuju barisan belakang untuk melakukan pengamatan.

2.10   Catatan Hasil Observasi
·           Kondisi kelas cukup padat sehingga kusi padaq barisan belakang berdempetan dengan dinding
·           Di awal observasi keadaan kelas kondusif
·           Guru melakukan interaksi dengan siswa, seperti mengajak siswa membuka buku, membaca materi dan sesekali melontarkan pertanyaan minggu lalu
·           Beberapa siswa terlihat tidak peduli dengan pelajaraan tersebut. Namun, beberapa siswa lainnya sangat antusias
·           Guru mulai mengajarkan materi gradien dengan cara mendiktekan pada siswa dan memberikan siswa soal latihan
·           Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya dan meontarkan pendapat
·           Guru membimbing siswa untuk membaca buku pegangan. Namun, hampir setengah dari isi kelas tidak membawa buku. Keadaan tersbut memnuntut guru untuk mendiktekan soal-soal kepada siswa
·           Guru juga membebaskan siswa berdiskusi dengan membentuk kelompok-kelompok kecil
·           Di tengah proses pembelajaran, beberapa siswa mulai ricuh. Hal ini disebabkan karena siswa mengalami kesulitan dalam memecahkan permasalahan pada soal.
·           Beberapa siswa aktif bertanya dan menjawab pertanyaan di depan kelas
·           Siswa lainnya banyak yang asyik dengan aktifitas sendiri tanpa memperdulikan guru mereka.
·           Guru berjalan menghampiri kelompok siswa, untuk memberikan koreksi dan penjelasan
·           Siswa yang kurang memahami materi yang diajarkan, berasumsi bahwa pelajaran yang diajarkan kurang menjangkau seluruh keadaan siswa. Sehingga hanya siswa yang daya serapnya tinggi saja yang mampu memahami materi
·           Guru kurang peduli terhadap keadaan seluruh siswanya, dimana siswa yang kurang memahami pelajaran tidak  diberi kesempatan untuk mengulang materi pelajaran yang diajarkan.
·           Guru beberapa kali keluar ruangan dan meninggalkan siswa
·           Guru beberapa kali mengaktifkan suasana kelas dengan bertanya dan memberi instruksi kepada siswa
·           Ketika keadaan semakin tidak kondusif, guru mungetuk jari ke meja dan beberaoa siswa membantu guru untuk mengamankan kelas
·           Di barisan belakang, terjadi pembullyan antar siswa























BAB III
LAPORAN DAN EVALUASI

3.1     Pembahasan Antara Hasil Observasi dengan Landasan Teori
            Strategi umum dalam menciptakan lingkungan kelas yang positif mencakup penggunaan gaya otoritatif dan manajemen aktivitas kelas yang efektif. Berdasarkan hasil observasi dari kelas XI MIPA 1, manajemen kelas lebih mengarah ke gaya permisif yang kurang efektif. Dimana pada awal pelajaran siswa hanya diberi catatan mengenai materi pelajaran ‘’Garis Singgung,’’ kemudian siswa langsung diberi soal yang harus diselesaikan, tanpa pemberian konsep dasar terlebih dahulu. Dan suasana belajar mulai kurang kondusif.
Jacob Kounin  (dikutip dari Santrock, 2004) menyimpulkan bahwa guru yang efektif berbeda dengan guru yang tidak efektif dalam cara mereka mengelola aktivitas kelompok secara kompeten. Kounin juga mengungkapkan karakteristik dari manajer kelompok kelas yang efektif, yaitu:
·           Menunjukkan seberapa jauh mereka “mengikuti”. Kounin menggunakan istilah “whititness” untuk mendeskripsikan strategi dimana mereka senantiasa  mengikuti apa yang terjadi. Berdasarkan hasil observasi dari kelas XI MIPA 1, guru belum dapat mengikuti sejauh mana pemahaman murid terhadap materi pelajaran yang diberikan. Hal ini terlihat dari beberapa siswa yang kurang memahami materi yang diajarkan, berasumsi bahwa pelajaran yang diajarkan kurang menjangkau seluruh keadaan murid. Sehingga hanya murid dengan daya serap tinggi saja yang mampu memahami materi. Ditambah lagi murid yang kurang memahami pelajaran tidak  diberi kesempatan untuk mengulang materi pelajaran yang diajarkan.
·           Atasi situasi tumpang-tindih secara efektif. Kounin mengamati bahwa beberapa guru tampaknya berpikir sempit, hanya menangani satu hal dalam satu waktu ini adalah strategi yang tidak efektif yang kerap menimbulkan interupsi aliran proses belajar di kelas. Hal ini jelas tercermin di kelas XI MIPA 1, tampak ketika pelajaran sedang berlangsung keadaan yang awalnya kondusif ketika memasuki ruangan berubah menjadi tidak kondusif, hingga guru harus memanggil nama murid yang berbicara saat pelajarannya, menasihatinya, selanjutnya membiarkan murid melakukan kegiatan mereka masing-masing. Kemudian guru keluar dari ruangan kelas.
·           Menjaga kelancaran dan kontuinitas pelajaran. Manajer yang efektif akan menjaga aliran pelajaran tetap lancar, mempertahankan minat murid dan menjaga murid agar tidak mudah terganggu. Namun berdasarkan observasi pada kelas XI MIPA 1, guru tampak kurang mampu menjaga kelancaran dan kontuinitas pelajaran kelas dan pada akhirnya malah melakukan flip-flopping, yaitu meninggalkan kelas tanpa alasan yang jelas sehingga kontuinitas pelajaran menjadi terhenti.
·           Libatkan murid dalam aktivitas yang menantang. Kounin juga menemukan bahwa manajer kelas yang efektif melibatkan murid dalam berbagai tantangan tetapi bukan aktivitas yang terlalu sulit. Namun berdasarkan observasi di kelas XI MIPA 1 hal ini belum dapat tercapai. Pada awal pelajaran siswa hanya diberi catatan mengenai materi pelajaran ‘’Garis Singgung’’, kemudian siswa langsung diberi soal yang harus diselesaikan, tanpa pemberian konsep dasar terlebih dahulu. Hal ini tentu menghambat keterlibatan murid karena tugas tersebut terlalu sulit bagi mereka.
Agar bisa berjalan lancar, kelas perlu punya aturan dan prosedur yang jelas. Guru harus membedakan aturan dan prosedur serta mempertimbangkan kemungkinan yang tepat untuk melibatkan murid dalam diskusi dan pembuatan aturan. Namun berdasarkan observasi di kelas XI MIPA 1  terlihat belum ada aturan dan prosedur yang jelas dan belum ada keterlibatan   murid dalam menjaga kelancaran dan kontuinitas pelajaran.

3.2     Laporan
            Data yang diperoleh dari 45 sampel, didapatkan :
·         25 orang siswa menyatakan bahwa tidak menyukai mata pelajaran matematika dikarenakan mereka memiliki daya minat yang kurang dalam hal hitung hitungan dalam diri mereka.
·         20 orang siswa lainnya menyatakan bahwa mata pelajaran matematika  asik dan menyenangkan serta mereka menyukainya.
·         Tidak ada satu orang pun yang menyatakan bahwa mata pelajaran matematika adalah mata pelajaran yang sangat mudah karna membutuhkan keterampilan khusus untuk menyelesaikannya.

Dari data data yang diperoleh tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar sampel (25 murid kelas SMAN 5) menyatakan bahwa mereka tidak menyukai mata pelajaran matematika dikarenakan menurut mereka pelajaran matematika bukanlah mata pelajaran yang mudah karna banyaknya hitung hitungan.

3.3     Desain Poster


Poster yang di Zoom






3.4     Evaluasi
            Tugas ini seharusnya mulai dilakukan pada pertengahan Maret. Namun, karena adanya beberapa halangan seperti padatnya jadwal kuliah dan deadline tugas yang mengakibatkan kurang komunikasi antar anggota kelompok . Akhirnya, tugas observasi ini hampir beberapa minggu sempat terbengkalai.
Proses dalam menanyakan ketersediaan SMA Negeri 5 untuk diobservasi juga mendapati banyak kendala. Mulai dari kepala sekolah yang susah ditemui sampai dengan adanya kegiatan Ujian Akhir Sekolah bagi siswa/i kelas 12.
Setelah pihak sekolah menyetujui, kelompok segera mengurus surat izin fakultas. Ketika surat izin fakultas selesai, kelompok berangkat menyerahkan surat ke SMA Negeri 5 Medan. Sesampainya di sana, kepala sekolah tidak berada di tempat dan lingkungan sekolah digunakan sebagai tempat Olimpiade.
Perencanaan dalam tugas ini dilakukan dengan matang, namun di hari observasi terdpat beberapa penyimpangan. Misalnya kesulitan dalam mencari kelas yang akan di observasi. Sesampainya di kelas, kelompok juga mendapat kendala seperti keadaan luar kelas kurang kondusif yang mengakibatkan siswa/siswi di ruang kelas terasa terganggu. Di akhir observasi, kelompok memberikan reward kepada siswa.

3.5   Dokumentasi

       

       

       




      






















BAB IV
PENUTUP

3.1     Kesimpulan
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa sekolah SMA Negeri 5 Medan tepatnya di kelas XI MIA 1 telah memiliki sistem pengajaran yang cukup baik, namun dalam prosesnya belum tercipta lingkungan kelas yang positif. Hal ini dibuktikan dari beberapa siswa yang tidak serius sehingga keadaan kelas menjadi tidak kondusif. Situasi ini mengganggu ketenangan beberapa siswa yang belajar dengan kondusif, serta mengganggu konsentrasi guru dalam memberi arahan materi. Kurang kondusifnya kelas dipicu beberapa siswa yang kurang memahami materi dan tidak fokus dengan pembelajaran.

3.2     Saran
Saran kami ada baiknya apabilah guru lebih menerapkan proses diskusi, agar para siswa lebih memahami dan menguasai materi. Selain itu, kami juga menyarankan agar guru membuat kesepakatan bersama para siswa mengenai aturan terkait mengkondusifkan kelas selama proses belajar dan mengajar berlangsung guna tercapainya suasana belajar yang tenang dan nyaman untuk masyarakat kelas.

3.3     Testimoni Anggota Kelompok
·         Risky Nurlita Maylinda ( 16-001 )
Tugas observasi ini meupakan tugas yang menyenangkan. Dengan adanya tugas observasi ini, akhirnya kami dapat turun ke lapangan dan mengaplikasikan ilmu yang sudah kami pelajari. Proses observasi ini melakui rangkaian yang panjang, mulai dari menentukan sekolah, mengurus surat izin. Berdisusi mengenai perencanaan, teori dan pembagian tugas. Ketika observasi berlangsung, saya merasa gugup. Namun, seiring berjalannya waktu, keadaan itu mulai hilang dikarenakan keadaan guru dan siswa menerima kami dengan baik. Saya dan teman-teman sangat senang mendapatkan pengalaman ini dan dapat berkomunikasi langsung dengan pihak luar seperti SMA Negeri 5 yang kami datangi. Terima kasih kepada dosen yang telah memberikan kesempatan ini, memberikan arahan dan bimbingan sehingga kami berhasil menyelesaikan tugas ini.

·         Laila Husna ( 16-024 )
Dengan dilakukannya kegiatan observasi pada mata kuliah psikologi pendidika, pastinya menambah  pengalaman ilmu serta pengetahuan khususnya buat saya sendiri.  Saya sangat berterimakasih kepada dosen dan teman teman kelompok 9 walaupun ada sedikit kendala dalam kegiatan observasi ini tapi itu semua dapat terselesaikan  dan merasa senang karna diberikan kesempatan untuk hadir ditengah tengah anak SMA yang sangat luar biasa keaktif annya


·         Dina Hutasoit ( 16-039 )
Tanggal 30  Maret adalah kali pertama bagi saya untuk mengikuti observasi ke SMA. Awalnya saya merasa  sedikit khawatir, karena yang kami hadapi adalah anak SMA yang usianya tidak terlalu  jauh dari kami. Namun saat menghadapi mereka ternyata bukan hal yang sulit, karena ketika kami masuk ke kelas XI MIPA-1, merekamenyambut kami dengan baik dan hangat, dan saling menghargai. Dan selama kegiatan observasi mereka tidak merasa terganggu sama sekali, karena mereka melakukan kagiatan belajar seperti kegiatan normal lainnya. Namun, satu hal yang membuat saya merasa sedikit terganggu, karena ketika kegiatan belajar Matematika berlangsung mereka kurang menghargai kegiatan guru mereka. Memang pengajaran yang diberikan oleh guru terbilang kaku, sehingga mereka kurang termotivasi dalam belajar. Namun, bagaimanapun keadaan pengajar seharusnya mereka dapat menghargainya.

·         Irene Dorothy Sonia ( 16-046 )
            Tugas observasi materi penguasaan kelas dari Psikologi Pendidikan ini sangat menguntungkan yaitu menambah rasa kesaatuan diantara anggota kelompok kami dalam mengerjakan observasi ini,  misalnya dari mulai melakukan perencanaan sekolah yang akan diobservasi, laporan observasi, pembagian tugas, melatih bagaimana cara berinteraksi dedngan guru, kepala sekolah, juga murid-murisd (SMA) sehgingga menambah pengalaman dan wawasan saya.



·         Nabila Annisa Putri ( 16-054 )
Saat dikasih tugas ini ya penasaran ya jadinya. Pertama kali dikasih tugas yang harus datang ke lokasinya langsung untuk di observasi. Kendala pada tugas ini hanya ada pada izinnya saya rasa. Karena betapa sulitnya kepala sekolah SMA tersebut untuk ditemui karena tidak ada waktu yang cocok. Tapi Alhamdulillah semuanya berjalan sesuai yang kami mau. Dan yang pastinya menambah pengalaman yang seru.

·         Wina Lorensi Batubara ( 16-071 )
Pada saat tugas ini diberikan dosen kepada kami, saya sangat senang, tetapi sedikit gugup karena saya akan melakukan tugas observasi  di sekolah untuk pertama kalinya. Awalnya kelompok kami sulit untuk mendapat izin dari pihak sekolah dikarnakan Kepala Sekolah SMAN 5 jarang berada di tempat dan dikarnakan waktu kami dalam membuat surat dari kampus sangat sedikit. Akhirnya, semuanya dapat teratasi. Selama observasi berlangsung, saya sangat antusias karena saya dapat melihat perilaku yang terjadi diruang kelas. Ditambah lagi banyak murid yang curhat tentang ketidaknyamanan mereka tentang cara mengajar yang diberikan oleh guru. Kegiatan ini juga membuat saya menjadi lebih memahami apa yang sudah saya pelajari pada mata kuliah psikologi pendidikan selama ini, sehingga pemahaman saya menjadi semakin baik lagi.

·         Fahri Reza ( 16-077 )
Pengalaman observasi merupakan hal yang cukup mengubah penilaian saya mengenai sistem pembelajaran yang digunakan sekolah. Karena sebelumnya saya hanya melihatnya  dari sudut pandang seorang murid, beranggapan bahwa guru itu pasti benar-benar memahami tata cara yang betul-betul tepat dalam menyampaikan pelajaran. Namun setelah belajar mengenai manajemen kelas yang efektif dan melakukan observasi, anggapan saya benar-benar dipatahkan. Jelas sekali masih banyak kesalahan yang harus kita benahi bersama untuk meningkatkan kualita pendidikan di Indonesia guna mencetak generasi penerus yang tidak hanya cerdas tetapi juga berkarakter mulia. 





































DAFTAR PUSTAKA

Santrock, J. W. (2004). Psikologi pendidikan (edisi ke dua). Jakarta: Prenadamedia Group


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Another Perspective Designed by Templateism | Blogger Templates Copyright © 2014

Gambar tema oleh fpm. Diberdayakan oleh Blogger.